AFILIASI GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA PASCA REFORMASI
Keywords:
Islamisme, Gerakan Islam Politik, Arab SpringAbstract
Pasca reformasi, dinamika perkembangan gerakan islam politik, baik itu kelompok Islamisme arus utama maupun arus militan, berlangsung amat sangat pesat pasca dibukanya keran kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Beberapa kelompok yang sebelumnya telah tumbuh seperti Hizbut Tahrir dan kelompok tarbiyah di dewan pengurus masjid kampuskampus besar, serta beberapa kelompok Islam lain seperti Front Pembela Islam (FPI) dan ormas-ormas baru lainnya jelas semakin muncul ke permukaan. Beberapa diantaranya bahkan berkontribusi langsung dalam proses agenda setting maupun formulasi-formulasi kebijakan. Hanya yang perlu diperhatikan dari kesemuanya adalah, masing-masing organisasi memiliki corak perbedaan warna gerakan yang cukup beragam, sehingga para peneliti berhati-hati dalam menggeneralisir kelompok Islamisme. Tulisan ini mencoba mengelaborasi referensireferensi atau afiliasi kelompok-kelompok Islamis di Indonesia, seperti halnya kelompok Tarbiyah yang direpresentasikan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di parlemen, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), serta fusion dari keempat Lembaga tersebut yakni Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama). Kesemuanya kemudian akan dikomparasikan dengan agenda gerakan ormas arus utama seperti halnya Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dimana dari simpulan keseluruhan, penulis menyatakan bahwa pasca arab springs dan krisis Turki, gerakan Islam politik perlu mencari jatidiri asli kelompok islamis nusantara yang sedianya telah dijalankan oleh Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.